Pendekatan Arsitektur Futuristik Menurut Bjarke Ingels

Pendekatan Arsitektur Futuristik Menurut Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Bjarke Ingels adalah seorang arsitek kontemporer asal Denmark yang dikenal dengan pendekatan revolusionernya dalam dunia arsitektur. Ia mengembangkan desain yang menggabungkan fungsi, keberlanjutan, dan estetika futuristik, menciptakan karya-karya yang inovatif namun tetap relevan dengan kebutuhan manusia dan lingkungan. Dalam setiap proyeknya, Ingels selalu mencari cara untuk menyatukan teknologi modern dengan solusi ekologis, sehingga bangunan yang ia rancang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga efisien dan berkelanjutan. Pendekatannya sering kali menentang batasan konvensional arsitektur, dengan memanfaatkan bentuk-bentuk dinamis dan konsep ruang yang fleksibel untuk meningkatkan kualitas hidup penggunanya.

Pendekatan arsitektur yang dikembangkan Ingels sering disebut sebagai "Pragmatic Utopia", yaitu pendekatan arsitektur futuristik yang menggabungkan imajinasi visioner dengan penerapan yang realistis. Ia percaya bahwa arsitektur seharusnya tidak hanya menjadi ekspresi seni, tetapi juga mampu memberikan solusi nyata bagi tantangan urban dan lingkungan di masa depan. Dengan prinsip ini, Ingels telah merancang berbagai proyek yang tidak hanya estetis tetapi juga fungsional, mulai dari gedung pencakar langit yang hemat energi hingga kompleks perumahan yang mengutamakan ruang hijau dan keberlanjutan. Pendekatannya yang inovatif menjadikannya salah satu arsitek paling berpengaruh dalam arsitektur kontemporer saat ini.

1. Teori Arsitektur Futuristik Bjarke Ingels

Bjarke Ingels melihat arsitektur sebagai kombinasi antara keindahan, keberlanjutan, dan inovasi teknologi. Ia menolak dikotomi antara bentuk dan fungsi, serta menekankan bahwa desain harus berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia dan lingkungan.

Prinsip utamanya:

a. Sustainability (Keberlanjutan);

Bjarke Ingels menempatkan keberlanjutan sebagai salah satu aspek utama dalam setiap rancangannya, dengan tujuan menciptakan bangunan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga mendukung gaya hidup berkelanjutan. Ia percaya bahwa arsitektur harus mampu beradaptasi dengan kondisi alam dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga setiap proyeknya selalu mengintegrasikan solusi hijau seperti efisiensi energi, penggunaan material daur ulang, serta pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin. Selain itu, ia sering merancang bangunan dengan konsep ruang hijau yang terintegrasi, baik dalam bentuk taman vertikal, atap hijau, maupun ruang terbuka yang dapat meningkatkan kualitas udara dan menciptakan keseimbangan ekologis di lingkungan perkotaan. Melalui pendekatan ini, Ingels tidak hanya menciptakan bangunan yang fungsional dan estetis, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan kota dan kehidupan penghuninya.

Bjarke Ingels menerapkan prinsip keberlanjutan dalam berbagai proyek arsitekturnya, menciptakan bangunan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga berkontribusi pada gaya hidup berkelanjutan. Salah satu contoh terbaik dari pendekatan ini adalah CopenHill (Amager Bakke) di Kopenhagen, Denmark. Bangunan ini adalah pembangkit listrik tenaga limbah yang tidak hanya mengubah sampah menjadi energi, tetapi juga berfungsi sebagai pusat rekreasi dengan atap yang dirancang sebagai area ski sepanjang tahun, jalur hiking, dan ruang hijau publik. Konsep ini menunjukkan bagaimana arsitektur dapat menggabungkan teknologi ramah lingkungan dengan manfaat sosial, menciptakan solusi yang inovatif dan multifungsi.

CopenHill - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar CopenHill - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

Selain itu, 8 House di Kopenhagen juga mencerminkan visi keberlanjutan Bjarke Ingels. Bangunan ini mengusung konsep mixed-use dengan perumahan, kantor, dan ruang komersial yang terintegrasi dalam satu struktur berbentuk angka 8. Desainnya memungkinkan pencahayaan alami dan ventilasi silang yang optimal, mengurangi kebutuhan energi buatan. Ditambah dengan jalur pejalan kaki dan sepeda yang mengalir di seluruh bangunan, 8 House mendorong gaya hidup berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan. Melalui proyek-proyek seperti ini, Ingels membuktikan bahwa arsitektur dapat menjadi alat untuk menciptakan dunia yang lebih hijau tanpa mengorbankan estetika dan fungsi.

8 House - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar 8 House - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

b. Adaptability (Keterbukaan terhadap perubahan)

Bjarke Ingels menekankan pentingnya adaptabilitas dalam arsitektur, di mana desain bangunan harus fleksibel dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan serta perkembangan zaman. Baginya, arsitektur tidak boleh menjadi entitas statis yang hanya berfungsi pada satu periode tertentu, tetapi harus memiliki kemampuan untuk berevolusi seiring dengan dinamika sosial, teknologi, dan lingkungan. Oleh karena itu, ia sering mengadopsi konsep desain modular, ruang multifungsi, serta sistem bangunan yang dapat diperluas atau dimodifikasi sesuai kebutuhan pengguna di masa depan. Pendekatan ini terlihat dalam beberapa karyanya yang mengintegrasikan teknologi pintar, penggunaan material inovatif, serta tata ruang yang bisa bertransformasi untuk mendukung berbagai aktivitas. Dengan cara ini, Ingels memastikan bahwa bangunannya tidak hanya memenuhi kebutuhan saat ini tetapi juga tetap relevan dan berfungsi secara optimal dalam jangka panjang, mencerminkan filosofi desainnya yang futuristik namun tetap praktis.

Bjarke Ingels menerapkan prinsip adaptabilitas dalam berbagai proyeknya, memastikan bahwa desain bangunan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan masa depan. Salah satu contoh terbaik adalah The Mountain Dwellings (Bjerget) di Kopenhagen, Denmark, sebuah kompleks hunian yang memadukan apartemen dengan parkir bertingkat dalam satu struktur unik. Setiap unit hunian memiliki teras pribadi yang luas, menciptakan pengalaman tinggal seperti di rumah tapak meskipun berada dalam bangunan bertingkat. Fleksibilitas desain ini memungkinkan penghuni untuk menyesuaikan ruang sesuai kebutuhan, sementara struktur parkir di bawahnya dapat dialihfungsikan untuk penggunaan lain di masa depan, menunjukkan bagaimana arsitektur dapat beradaptasi dengan perubahan pola hidup perkotaan.

The Mountain Dwellings - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar The Mountain Dwellings - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

Contoh lain adalah Serpentine Pavilion 2016 di London, yang dirancang sebagai struktur modular dengan elemen-elemen yang dapat dipindahkan dan disusun ulang dalam berbagai konfigurasi. Paviliun ini terdiri dari serangkaian balok persegi panjang yang disusun dalam pola melengkung, menciptakan ruang yang dinamis dan dapat beradaptasi untuk berbagai fungsi, dari galeri seni hingga ruang publik. Desain ini mencerminkan gagasan Ingels tentang arsitektur yang tidak kaku, melainkan responsif terhadap kebutuhan pengguna dan lingkungan sekitarnya. Dengan konsep modular dan fleksibel ini, Ingels memastikan bahwa bangunannya mampu bertahan dalam jangka panjang, tetap relevan, dan dapat bertransformasi sesuai perkembangan zaman.

Serpentine Pavilion - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar Serpentine Pavilion - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

c. Technology-Driven Design (Desain Berbasis Teknologi)

Bjarke Ingels memanfaatkan teknologi modern sebagai elemen utama dalam desain arsitekturnya, menciptakan solusi yang inovatif dan efisien. Ia sering menggunakan Building Information Modeling (BIM) untuk merancang dan mengelola proyek dengan presisi tinggi, memungkinkan simulasi berbagai skenario desain sebelum pembangunan dimulai. Selain itu, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) membantunya dalam menganalisis data lingkungan, perilaku pengguna, serta optimasi energi guna menciptakan bangunan yang lebih adaptif dan berkelanjutan. Ingels juga bereksperimen dengan material inovatif, seperti beton cetak 3D, kaca berteknologi tinggi, serta sistem fasad responsif yang dapat menyesuaikan ventilasi dan pencahayaan secara otomatis.

Salah satu contoh penerapan teknologi ini adalah proyek Google North Bayshore Campus di California, yang dirancang dengan atap berbentuk kanopi transparan yang dapat mengatur pencahayaan alami dan suhu interior secara otomatis menggunakan sistem berbasis AI. Pendekatan berbasis teknologi ini memungkinkan Ingels untuk menciptakan bangunan yang tidak hanya estetis dan fungsional tetapi juga efisien dan responsif terhadap perubahan lingkungan serta kebutuhan penggunanya.

Google North Bayshore Campus - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar Google North Bayshore Campus - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

d. User-Centered Design (Desain Berbasis Pengguna)

Bjarke Ingels menempatkan User-Centered Design sebagai aspek fundamental dalam setiap proyeknya, memastikan bahwa bangunan yang ia rancang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga memberikan kenyamanan dan pengalaman terbaik bagi penggunanya. Baginya, arsitektur harus menjadi ruang yang responsif terhadap kebutuhan manusia, menciptakan keseimbangan antara fungsionalitas, estetika, dan interaksi sosial. Oleh karena itu, ia sering menerapkan desain yang fleksibel, ergonomis, dan mengakomodasi berbagai aktivitas pengguna, baik di dalam maupun di luar ruangan. Konsep ini juga diterapkan dengan menghadirkan ruang yang mendorong keterlibatan sosial dan kesejahteraan, seperti pencahayaan alami yang optimal, ventilasi yang baik, serta integrasi ruang hijau yang mendukung kesehatan fisik dan mental. Selain itu, Ingels sering menggunakan desain berbasis pengalaman (experience-driven design), di mana setiap elemen arsitektur dirancang untuk memberikan kesan yang dinamis dan menarik, baik dalam bentuk tata ruang, tekstur material, maupun elemen interaktif di dalam bangunan.

Salah satu contoh nyata dari pendekatan ini adalah 8 House di Kopenhagen, Denmark, yang dirancang dengan mempertimbangkan kenyamanan dan interaksi sosial penghuninya. Bangunan ini memiliki jalur pejalan kaki dan sepeda yang menghubungkan seluruh area hunian, menciptakan suasana komunitas yang inklusif dan ramah pengguna. Desainnya juga memungkinkan setiap unit mendapatkan akses cahaya alami dan pemandangan yang luas, memberikan kenyamanan visual yang maksimal. Selain itu, penggunaan material yang ramah lingkungan serta tata letak ruang yang fleksibel menjadikan 8 House sebagai contoh bagaimana desain arsitektur dapat beradaptasi dengan gaya hidup penghuni serta meningkatkan kualitas hidup mereka. Dengan prinsip User-Centered Design, Ingels berhasil menciptakan bangunan yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai ruang yang merangsang kreativitas, interaksi sosial, dan kesejahteraan penggunanya.

8 House BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar 8 House BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

e. Integration With Nature (Integrasi Dengan Alam)

Bjarke Ingels dikenal juga dengan pendekatannya yang mengintegrasikan elemen alami ke dalam desain arsitektur, menciptakan ruang yang harmonis antara manusia dan lingkungan. Baginya, bangunan tidak boleh berdiri sebagai entitas terpisah dari alam, tetapi harus menyatu dengan lanskap sekitarnya melalui penggunaan vegetasi, air, pencahayaan alami, dan ventilasi alami. Ia sering mengadopsi konsep biophilic design, di mana elemen-elemen alami tidak hanya berfungsi sebagai estetika, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan penghuni dan keberlanjutan lingkungan. Dengan menggabungkan ruang hijau ke dalam bangunan, seperti taman atap, dinding hijau, dan lanskap alami, Ingels berusaha menciptakan ekosistem yang memperkaya kehidupan kota sekaligus membantu mengurangi jejak karbon bangunan. Selain itu, ia sering menggunakan strategi desain yang memungkinkan pencahayaan alami masuk secara optimal, mengurangi ketergantungan pada pencahayaan buatan dan meningkatkan efisiensi energi.

Salah satu contoh penerapan prinsip ini adalah CopenHill di Kopenhagen, Denmark, sebuah pembangkit listrik berbasis energi bersih yang dirancang dengan atap hijau yang berfungsi sebagai area rekreasi publik. CopenHill tidak hanya menjadi fasilitas industri, tetapi juga menghadirkan taman hijau, jalur hiking, bahkan area ski buatan di atas bangunan. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana arsitektur dapat berfungsi secara ekologis dan sosial secara bersamaan. Selain itu, proyek VIA West 57th Street (W57) di New York City juga mencerminkan integrasi dengan alam melalui bentuk bangunannya yang menyerupai piramida dengan halaman hijau besar di tengahnya. Halaman ini memungkinkan cahaya matahari masuk ke dalam bangunan secara maksimal, menciptakan ruang terbuka yang menyatu dengan kehidupan perkotaan. Melalui proyek-proyeknya, Ingels membuktikan bahwa integrasi dengan alam bukan sekadar elemen estetika, tetapi sebuah strategi desain yang mendukung keberlanjutan, kesehatan, dan kualitas hidup di lingkungan perkotaan.

VIA 57 West - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar VIA 57 West - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

2. Prinsip Desain Arsitektur Futuristik Bjarke Ingels

Bjarke Ingels merancang bangunan dengan prinsip yang unik, yang dapat dirangkum sebagai berikut:

a. Hedonistic Sustainability

Bjarke Ingels mengembangkan konsep pemikiran Hedonistic Sustainability, di mana keberlanjutan tidak dianggap sebagai beban atau pengorbanan, tetapi justru sebagai elemen yang dapat meningkatkan kualitas hidup. Ia meyakini bahwa desain yang ramah lingkungan tidak harus membatasi kenyamanan atau fungsi, melainkan dapat menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi penggunanya. Prinsip ini diterapkan dalam berbagai proyeknya dengan menggabungkan teknologi hijau, efisiensi energi, serta ruang publik yang interaktif dan menyenangkan. Salah satu contohnya adalah CopenHill di Kopenhagen, sebuah fasilitas pengolahan limbah yang tidak hanya berfungsi sebagai pusat energi berkelanjutan, tetapi juga memiliki atap hijau yang dapat digunakan untuk ski, hiking, dan rekreasi. Dengan pendekatan ini, Ingels menunjukkan bahwa desain arsitektur dapat selaras dengan keberlanjutan tanpa mengorbankan kegembiraan dan kenyamanan, melainkan justru memperkaya kehidupan manusia.

CopenHill BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar CopenHill BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

b. Bigamy (Hybrid Architecture)

Bjarke Ingels mengusung konsep pemikiran Bigamy (Hybrid Architecture) sebagai pendekatan desain yang menggabungkan dua fungsi atau lebih dalam satu bangunan untuk menciptakan solusi inovatif dan efisien. Menurutnya, arsitektur tidak harus terbatas pada satu kegunaan saja, melainkan dapat mengintegrasikan berbagai aktivitas dalam satu ruang yang dinamis dan multifungsi. Pendekatan ini memungkinkan terciptanya lingkungan yang lebih efisien secara spasial, ekonomis, dan ekologis. Salah satu contohnya adalah VM Houses di Kopenhagen, yang menggabungkan konsep hunian dengan elemen ruang kerja serta interaksi sosial dalam satu kompleks. Selain itu, proyek CopenHill juga mencerminkan prinsip ini dengan menggabungkan fasilitas pengolahan limbah, pembangkit listrik, serta tempat rekreasi outdoor seperti jalur hiking dan area ski. Dengan cara ini, Ingels menciptakan arsitektur yang tidak hanya berfungsi secara maksimal tetapi juga menghadirkan pengalaman unik bagi penggunanya, menjadikan desainnya lebih relevan dengan kebutuhan zaman modern.

VM Houses - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar VM Houses - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

c. Architectural Evolution

Bjarke Ingels menekankan konsep pemikiran Architectural Evolution, di mana arsitektur harus berkembang secara organik sesuai dengan perubahan zaman, teknologi, dan kebutuhan manusia. Baginya, desain bangunan tidak boleh statis, melainkan harus memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan sosial, ekonomi, serta lingkungan. Pendekatan ini terlihat dalam proyek-proyeknya yang mengusung konsep fleksibilitas dan inovasi berkelanjutan, seperti The Spiral di New York, yang menggabungkan elemen hijau dalam pencakar langit modern untuk menciptakan keseimbangan antara ruang kerja dan alam. Contoh lainnya adalah Google Bay View Campus, yang dirancang dengan modularitas tinggi serta penggunaan energi terbarukan untuk memastikan bangunan dapat beradaptasi dengan kebutuhan masa depan. Dengan prinsip ini, Ingels menciptakan arsitektur yang tidak hanya fungsional dan estetis tetapi juga relevan dalam jangka panjang, mencerminkan gagasannya tentang desain yang terus berevolusi dan tidak terikat oleh tren sesaat.

Google Bay View Campus BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar Google Bay View Campus BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

e. Parametric Design

Bjarke Ingels menerapkan Parametric Design sebagai prinsip utama dalam arsitektur futuristiknya, di mana ia memanfaatkan teknologi komputasi dan algoritma untuk menciptakan bentuk yang efisien, dinamis, dan responsif terhadap lingkungan. Dengan pendekatan ini, desain bangunan dapat disesuaikan secara presisi berdasarkan analisis data, seperti kondisi iklim, pencahayaan alami, dan aliran udara, sehingga menghasilkan arsitektur yang lebih adaptif dan berkelanjutan. Salah satu contoh penerapannya adalah VIA 57 West di New York, sebuah bangunan berbentuk tetrahedron yang dirancang untuk memaksimalkan cahaya matahari dan pemandangan kota bagi setiap unit hunian. Contoh lainnya adalah CopenHill di Denmark, yang tidak hanya berfungsi sebagai pembangkit listrik ramah lingkungan tetapi juga memiliki lereng ski di atapnya, menunjukkan bagaimana desain parametrik dapat menciptakan solusi inovatif yang menggabungkan fungsi dan estetika secara harmonis. Dengan memanfaatkan teknologi digital dalam perancangan, Ingels mampu menciptakan bangunan yang tidak hanya unik secara visual tetapi juga optimal dalam kinerja dan kegunaannya.

VIA 57 West BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar VIA 57 West BIG - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

f. Playfulness In Design (Kegembiraan dalam Desain)

Bjarke Ingels menekankan Playfulness in Design, di mana arsitektur tidak hanya berfungsi secara teknis tetapi juga harus menyenangkan, inovatif, dan mampu menciptakan pengalaman unik bagi penggunanya. Ia sering memasukkan elemen kejutan dan interaksi dalam desainnya, menciptakan ruang yang menggugah rasa ingin tahu dan memperkaya kehidupan sehari-hari. Contohnya adalah Superkilen Park di Kopenhagen, sebuah ruang publik yang dirancang dengan warna-warna cerah, pola-pola unik, dan elemen dari berbagai budaya di dunia, menciptakan lingkungan yang dinamis dan inklusif. Contoh lainnya adalah LEGO House di Billund, yang dirancang menyerupai tumpukan balok LEGO raksasa, memungkinkan pengunjung untuk menjelajahi berbagai ruang yang penuh dengan permainan dan interaksi. Dengan pendekatan ini, Ingels membuktikan bahwa arsitektur bisa menjadi lebih dari sekadar bangunan fungsional, ia bisa menjadi sarana eksplorasi, kreativitas, dan kebahagiaan bagi penggunanya.

Superkilen Park - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar Superkilen Park - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

LEGO House - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar LEGO House - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

3. Ciri dan Karakteristik Arsitektur Futuristik Bjarke Ingels

Karakteristik utama arsitektur Bjarke Ingels:

a. Desain Organik dan Dinamis

Bjarke Ingels menerapkan desain organik dan dinamis dalam arsitektur futuristiknya, di mana karakteristik bentuk bangunan tidak hanya ditentukan oleh estetika, tetapi juga menyesuaikan dengan fungsi dan lanskap sekitarnya. Ia percaya bahwa arsitektur harus mampu beradaptasi dengan lingkungan alam dan kebutuhan penggunanya, sehingga banyak karyanya yang memiliki bentuk fluid, mengalir, dan responsif terhadap konteks lokasi.

b. Hybrid Architecture (Arsitektur Hibrida)

Hybrid Architecture dalam arsitektur futuristik Bjarke Ingels adalah karakteristik yang menggabungkan elemen urbanisme, teknologi, dan alam dalam satu proyek untuk menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Konsep pemikiran ini memungkinkan bangunan tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal atau bekerja, tetapi juga sebagai ruang sosial, ekologis, dan teknologi yang saling terintegrasi.

c. Sustainability-Driven (Berorientasi Keberlanjutan)

Sustainability-Driven dalam arsitektur futuristik Bjarke Ingels menekankan penggunaan energi terbarukan, integrasi vegetasi hijau, dan optimalisasi sirkulasi udara alami sebagai karakteristik bangunan yang efisien dan ramah lingkungan. Ingels percaya bahwa keberlanjutan tidak harus menjadi batasan, tetapi justru dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

d. Interaksi Manusia Dan Bangunan

Bjarke Ingels menekankan pentingnya interaksi antara manusia dan bangunan dalam setiap membentuk karakteristik rancangannya, sehingga menciptakan ruang yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal atau bekerja, tetapi juga sebagai lingkungan yang mendorong keterlibatan sosial dan aktivitas komunitas. Desainnya sering kali menghadirkan ruang publik yang terbuka, jalur pejalan kaki yang nyaman, serta area berkumpul yang fleksibel untuk berbagai kegiatan. Ia juga memanfaatkan elemen arsitektural seperti fasad interaktif, ruang transisi yang mengundang eksplorasi, dan desain yang merangsang pengalaman multisensori.

e. Eksplorasi Bentuk Geometris

Bjarke Ingels dikenal dengan eksplorasi bentuk geometris yang unik dan inovatif, di mana setiap desainnya tidak hanya berorientasi pada estetika, tetapi juga memiliki fungsi yang optimal. Dengan pendekatan parametrik, ia menciptakan struktur yang dinamis dan responsif terhadap lingkungan, menghasilkan ciri dan karakteristik bentuk-bentuk yang tidak konvensional namun tetap efisien.

4. Contoh Karya Arsitektur Futuristik Bjarke Ingels

a. CopenHill, Denmark

CopenHill Kopenhagen - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar CopenHill Kopenhagen - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

CopenHill di Denmark ini adalah contoh nyata dari konsep Hedonistic Sustainability yang dikembangkan oleh Bjarke Ingels. Proyek ini menggabungkan fungsi pembangkit listrik berbasis limbah dengan fasilitas rekreasi publik, termasuk jalur ski buatan, lintasan lari, dan area hijau. Dengan desainnya yang inovatif, CopenHill tidak hanya berkontribusi pada produksi energi berkelanjutan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar dengan menyediakan ruang publik yang dapat diakses sepanjang tahun. Bentuk bangunan yang dinamis dan ramping memungkinkan integrasi jalur ski di atapnya, menciptakan pengalaman unik bagi pengunjung. Selain itu, desainnya yang ramah lingkungan mencakup sistem penyaringan asap yang meminimalkan emisi karbon, menjadikannya sebagai simbol arsitektur futuristik yang tidak hanya fungsional tetapi juga menyenangkan dan berkelanjutan.

b. VIA 57 West, New York

VIA 57 West New York - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar VIA 57 West New York - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

VIA 57 West di New York ini adalah salah satu karya inovatif Bjarke Ingels yang menggabungkan prinsip Hybrid Architecture dan keberlanjutan dalam desainnya. Bangunan ini memiliki bentuk piramida asimetris yang unik, menggabungkan kepadatan urban khas Manhattan dengan elemen ruang hijau ala perumahan suburban. Dengan menciptakan courtyard besar di tengah bangunan, VIA 57 West menghadirkan suasana terbuka dan alami di dalam lingkungan perkotaan yang padat. Desainnya memaksimalkan pencahayaan alami dan sirkulasi udara, sementara penggunaan material berkelanjutan dan teknologi hemat energi mendukung konsep arsitektur ramah lingkungan. Melalui pendekatan ini, Bjarke Ingels tidak hanya menciptakan apartemen ikonik dengan estetika futuristik, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup penghuni dengan menghubungkan mereka lebih dekat dengan alam di tengah hiruk-pikuk kota.

c. The Spiral, New York

The Spiral New York - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar The Spiral New York - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

The Spiral di New York ini adalah pencakar langit inovatif karya Bjarke Ingels yang mengusung konsep integrasi antara bangunan dan lingkungan sekitar melalui desain berundak yang khas. Struktur setinggi 314 meter ini menampilkan teras hijau yang mengelilingi setiap lantai, menciptakan koneksi vertikal antara ruang kerja dan alam, serta memberikan akses ke udara segar dan pemandangan kota bagi penghuninya. Desainnya terinspirasi dari kebutuhan akan ruang hijau di lingkungan urban yang padat, menghadirkan suasana yang lebih sehat dan nyaman di dalam gedung perkantoran. Selain meningkatkan kualitas hidup pengguna, elemen hijau ini juga membantu mengurangi efek pulau panas perkotaan serta meningkatkan efisiensi energi melalui isolasi alami. The Spiral menjadi contoh bagaimana arsitektur futuristik dapat mengakomodasi keberlanjutan dan kesejahteraan manusia dalam satu konsep desain yang harmonis.

d. Mars Science City, Dubai

Mars Science City Dubai - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels - aveharysaktidotcom

Gambar Mars Science City Dubai - Contoh Arsitektur Futuristik Karya Bjarke Ingels.

Mars Science City di Dubai adalah proyek visioner yang dirancang oleh Bjarke Ingels untuk meniru kondisi kehidupan di Mars, sebagai bagian dari eksplorasi dan persiapan manusia untuk kolonisasi luar angkasa. Kota futuristik ini mencakup dome transparan berteknologi tinggi yang menciptakan lingkungan buatan dengan atmosfer yang dapat mendukung kehidupan, serta sistem berkelanjutan seperti pertanian hidroponik, daur ulang air, dan penggunaan energi surya. Desainnya menggabungkan inovasi material dan teknologi konstruksi modular yang memungkinkan bangunan bertahan dalam kondisi ekstrem, sekaligus menciptakan ruang yang layak huni bagi manusia. Dengan mengintegrasikan riset ilmiah, teknologi mutakhir, dan eksplorasi luar angkasa, Mars Science City menjadi simulasi nyata dari arsitektur masa depan (futuristik) yang tidak hanya relevan untuk kehidupan di Mars, tetapi juga dapat diterapkan dalam pengembangan kota-kota berkelanjutan di Bumi.

Kesimpulan

Bjarke Ingels membawa arsitektur futuristik ke dalam dunia nyata dengan menggabungkan keberlanjutan, teknologi, dan desain yang menyenangkan. Ia menantang batasan tradisional dan menciptakan bangunan yang tidak hanya berfungsi, tetapi juga menjadi pengalaman hidup yang unik bagi penggunanya.

Referensi

Bjarke Ingels Group BIG, (2020). Formgiving: An Architectural Future History. Taschen

Bjarke Ingels Group BIG, (2015). Hot to Cold: An Odyssey of Architectural Adaptation. Taschen

Hofmeister, Sandra, (2022). BIG: Architektur und Baudetails / Architecture and Construction Details. Detail

Ingels, Bjarke, (2010). Big - Bjarke Ingels Group. Archlife

Ingels, Bjarke, (2010). Yes is More. An Archicomic on Architectural Evolution. Taschen

Posting Komentar

Berikan Komentar (0)

Lebih baru Lebih lama